Deandra Au Pairs
"Kalau kau kejar mimpimu, salut... Kalau kau ingin berhenti, ingat tuk mulai lagi. Tetap semangat, tetap teguhkan hati, di setiap hari. Sampai nanti, sampai mati" -Letto-
Tuesday, May 08, 2018
Pentingnya Komunikasi buat anak Au Pair
Thursday, February 22, 2018
Mau Jadi Au Pair? Siapin Mental
Thursday, August 18, 2016
English Club
Friday, July 22, 2016
Prosedur untuk gabung dengan Deandra Au Pairs
- Isi dulu form pre-aplikasi yang ada di website Deandra Au Pairs. Masuk ke bagian Au Pair, terus cari tulisan kualifikasi. Nah nanti kalian bakalan nemu tulisan form disana. Di klik deh tulisan formnya. Pre-aplikasi ini tidak mengikat kok. Form ini kami pakai untuk mengetahui apakah kualifikasi kalian sesuai dengan yang kualifikasi dasar yang kami butuhkan.
- Setelah form aplikasi selesai diisi, kami akan mengirimkan form aplikasi yang berasal dari partner agency kami di Belanda. Formnya lebih panjang dan lebih ribet. Ada banyak pertanyaan dan isian yang harus kalian jawab. Kalau butuh bantuan saat mengisi form ini jangan ragu untuk bertanya.
- Selesai dengan form aplikasi dari agency, kami akan menghubungi untuk menjadwalkan interview. Bagi yang ada di Jogja interview akan dilakukan secara langsung. Jadi kita akan janjian interview. Saya harus bertemu kalian personally. Kenapa? Supaya saya tau kepribadian kalian, apa motivasi kalian sebenarnya untuk ikut au pair? Ingin belajar kebudayaan bangsa lain, ingin mencari pengalaman tinggal di negeri orang, ingin melatih mental dengan tinggal di negeri asing, ingin mencari cara supaya bisa dapat pekerjaan di luar negeri, ingin mencari cara bisa melajutkan sekolah di negera lain, atau ingin mencari jodoh bule. Itu harus saya tau, supaya saya tidak salah merekomendasikan.
- Nah setelah selesai dengan interview, baru kami akan memutuskan apakah kami akan merekomendasikan kalian atau tidak. Apa saja hal-hal yang membuat kami memutuskan untuk tidak merekomendasikan mereka yang ingin kami bantu mencari host family? Biasa yang akan kami lihat pertama kali saat interview adalah kemampuan berbahasa Inggris secara lisan. Kadang ada yang bahasa Inggris tulisannya lebih bagus daripada bahasa Inggris lisannya. Kalau kami merasa Bahasa Inggrisnya tidak cukup bagus sehingga bisa membuat miskomunikasi nantinya saat sudah menjadi au pair, kami akan minta untuk memperbaiki bahasa Inggris terlebih dahulu.
- Jika kami sudah memutuskan untuk merekomendasikan kalian, kami akan mulai untuk membuat profile dari aplikasi yang sudah kalian kumpulkan. Setelah itu tinggal tunggu kabar deh kalo ada host family yang tertarik untuk interview kalian via skype nantinya. Sebelum interview kami pasti akan bantu untuk mempersiapkannya. Jadi jangan khawatir.
- Kalau sudah dapat host kami akan mulai minta kalian untuk mempersiapkan dokumen-dokumen yang kami butuhkan. Nanti kita juga akan mulai dengan training persiapan keberangkatan supaya kalian bisa lebih siap selama disana.
Regards,
Deandra Aupairs
Sunday, July 03, 2016
Apa sih Au Pair? Nanny atau TKW ?

Sekarang saat saya mengelola Deandra Aupairs, perwakilan Au Pair agency di Indonesia, pertanyaan yang sama terdengar. Sama dengan dulu, sekarang saya juga banyak mendapat pernyataan skeptis saat saya berusaha menjelaskan seperti "terus apa bedanya dengan baby sitter dong". Kadang saat saya menjawab pertanyaan lewat media sosial saya agak senewen. Karena biasa saya tidak akan berhasil meyakinkan mereka bahwa ini tu bukan cuma sekedar jadi baby sitter. Tapi kalau ketemu langsung, baru mereka akan lebih mudah menerima penjelasan saya.
Sekarang saya akan mencoba menjelaskan apa itu Au Pair versi saya ya. Berdasarkan pengalaman saya bukan berdasarkan kamus. Sekarang saat ada yang bertanya apakah Au Pair itu sama seperti baby sitter saya tidak akan menyangkal. Au Pair itu pekerjaannya ya memang menjaga anak-anak. Trus kalau ada yang bilang Au Pair itu kan sama dengan asisten rumah tangga, saya juga tidak akan menyangkal. Ya memang salah satu tugas Au Pair ya harus mau untuk membantu pekerjaan rumah di rumah host family. Trus kenapa waktu itu saya mau jadi Au Pair ? Karena saya pikir jadi Au Pair adalah cara termudah untuk saya ke luar negeri. Coba ya berapa banyak uang yang saya butuhkan untuk bisa tinggal di Belanda selama satu tahun. Berapa banyak tabungan dalam rekening saya supaya saya bisa dapat visa. Belom mikirin masalah asuransi perjalanan, sponsor dll. Waktu itu saya sudah berpikir untuk mencari beasiswa, Tapi saya merasa saya nggak pinter-pinter amat. Pekerjaan full time saya di Jakarta membuat saya butuh banyak waktu untuk mengumpulkan aplikasi beasiswa. Sementara saat saya Au Pair semua dokumen sudah diurus, sponsor sudah ada, tiket pesawat sudah dibelikan, asuransi sudah dipersiapkan oleh host.
Waktu saya memutuskan untuk ikut program Au Pair, saya tidak begitu menyukai anak-anak. Saya bingung juga bagaimana caranya menghadapi anak-anak. Kalau mereka nangis saya harus gimana nanti saya mau main apa sama mereka. Tapi ya namanya sudah niat, ya bagaimana caranya saya bisa melalui itu. Saya mah pede-pede aja saat itu. Saya jadi sering nonton nany 911, mencari ilmu bagaimana cara menghadapi anak-anak. Kegiatan apa saja yang bisa saya lakukan dengan mereka. Agak susah awalnya untuk saya bisa dekat dengan anak-anak. Anak yang paling kecil terutama nggak mau maen sama saya untuk beberapa lama. Tapi dari yang saya pelajari kalau kita betul-betul sayang sama mereka, mereka akan lebih mudah akrab dengan kita. Tapi kalau kita menganggap mereka nakal, menyebalkan, sudah diatur ya begitulah mereka nanti terhadap kita. Jadi akan lebih mudah kalau kita betul-betul tulus sayang sama mereka. Disana saya juga melakukan pekerjaan rumah sehari-hari. Sama aja sih kayak di rumah. Host family waktu itu tidak punya jadwal dan tidak meminta saya untuk melakukan pekerjaan rumah sebetulnya. Mereka sudah punya cleaning lady. Tapi cleaning lady biasanya datang hanya seminggu sekali. Karena saya pikir saya punya waktu luang jadi saya juga ikutan beberes rumah. Host family saya waktu itu mencuci baju semua orang rumah termasuk baju saya, jadi saya menawarkan diri untuk menyetrika baju. Saya sih melakukan itu dengan suka hati, saya tidak merasa kalau saya jadi pembantu. Saya menganggap diri saya bagian dari keluarga (geer). Karena mereka juga menganggap saya bagian dari keluarga.
Mungkin karena saya happy disana, saya bisa dengan mudahnya dekat dengan host dad dan host mom saya. Karena host dad saya lebih sering dirumah, saya biasanya lebih sering ngobrol dengan host dad saya. Saya bisa cerita apa saja. Dari host dad saya saya belajar untuk mengutarakan pendapat saya. Kalau saya diberi 2 pilihan, saya akan dengan mudahnya memilih. Tidak seperti di Indonesia, biasanya saya akan susah memilih karena merasa tidak enak atau biasanya saya memikirkan perasaan orang lain terlebih dahulu. Di Belanda saya belajar untuk mengutarakan hal yang saya suka dan saya ingin lakukan dan mengatakan hal yang tidak suka atau tidak ingin saya lakukan. Misalnya saya diajakin pergi, kalau saya enggak mau ya saya bilang nggak saya nggak ikut karena mau pergi ke tempat lain. Atau saat host dad minta saya membersihkan sesuatu, kalau itu bukan kerjaan au pair dan saya pas nggak bisa ya saya bilang kalau nggak bisa. Kesannya mudah kan. Tapi susah saat kita ngerasa nggak enak. Kan kita disana udah dibayarin masak kita nolak sih. Tapi ya memang begitulah kalau dengan orang Belanda. Kalau suka bilang suka, kalau nggak suka bilang nggak suka. Kalau alasannya jelas mereka akan mengerti. Menurut saya hal ini adalah hal penting yang saya pelajari yang belom tentu seorang baby sitter pelajari.
Tidak semua Au Pair mengalami apa yang saya alami. Selama menjadi perwakilan agency saya mempelajari bahwa ternyata saya ini termasuk tipe orang yang sangat flexible. Saya merasa kalau saya diminta untuk melakukan sesuatu yang bukan pekerjaan Au Pair sebetulnya tapi saya bisa melakukannya, saya akan lakukan. Saya juga tidak merasa terpaksa. Tapi ada tipe orang yang berbeda. Ada yang sangat mengikuti aturan, seperti misalnya membersihkan mobil itu tidak termasuk dalam jadwal atau bukan merupakan pekerjaan ringan. Jadi mereka tidak mau melakukan itu sebetulnya. Biasanya saya akan menjelaskan bahwa kalau kamu merasa bahwa pekerjaan yang host family minta adalah pekerjaan berat yang bukan merupakan pekerjaan Au Pair, nggak pa-pa untuk bilang "tidak saya tidak bisa melakukan itu" dan jelaskan apa alasannya. Host family akan mengerti. Biasanya kalau Au Pair terus melakukan semua yang diminta tanpa protes, host fam akan berpikir mereka baik-baik saja. Dan tidak ada yang salah dengan permintaan itu. Kalau ternyata terjadi masalah jangan ragu-ragu untuk menghubungi agency. Agency yang baik pasti akan mencarikan solusi dan menjadi perantara antara host family dan au pair.
Sempat ada Au Pair yang tidak cerita ke saya mengenai masalah mereka karena bingung harus mulai cerita dari mana. Dan karena tau bahwa saat saya jadi Au Pair saya hampir selalu mengerjakan semua hal dari mulai masak, antar jemput anak sampai beberes rumah membuat mereka berpikir kalau mereka cerita ke saya, saya akan menganggap mereka malas. Nggak gitu juga. Saya melakukan itu karena saya mau, tapi kalau kalian nggak mau ngelakuin itu dan kalian punya alasan yang jelas silahkan menolak. Saya juga nggak selalu mengiyakan permintaan host, tapi selama disana saya belajar untuk menolak permintaan mereka dengan argumentasi yang jelas sampai mereka mengerti. Rata-rata dari Au Pair kan sudah lulus universitas, cara berpikir kita pasti berbeda dari baby sitter di Tanah air. Jadi pulang dari Au Pair kita harus semakin kaya pengalaman dan mental harus semakin kuat. KIta harus curi ilmu mereka. Au Pair bukan pekerjaan, ini cuma salah satu stepping stone untuk mencapai sesuatu yang lebih tinggi. Jadi jangan pernah malu untuk menjadi Au Pair.
Thursday, December 31, 2015
Au Pair ke Belanda Mei 206
Enjoy Holland, Explore Europe
Deandra Aupairs, bekerja sama dengan Au Pair agency terdaftar di Belanda, mengundang kalian yang tertarik untuk menjadi Au Pair di bulan Mei 2016, tinggal di salah satu keluarga Belanda selama satu tahun, menjelajah Belanda, dan mempelajari bahasa, adat istiadat dan budayanya.
Sebagai au pair kalian akan dapat uang saku setiap bulan sebesar 300 – 340 Euro, tiket pp, basic asuransi, libur 2 hari dalam seminggu, dan kursus Bahasa Belanda. Kalian juga akan dapat kesempatan untuk menjelajah kota-kota cantik di Belanda, bahkan liburan di Eropa dengan uang saku yang kalian dapat. Kalian akan bertemu orang-orang baru yang akan membuka wawasan. Dan bagi kalian yang ingin melanjutkan kuliah, kalian bisa berkunjung ke universitas-universitas terkenal di Belanda seperti Leiden, Delf, Utrech, Amsterdam University dan lainnya.
Sebagai imbal baliknya kalian akan membantu host family untuk menjaga dan merawat anak-anak mereka selama 5 jam per hari atau 30 jam per minggu. Ingin tau lebih detail dan apa saja kualifikasinya? Silahkan baca website deandra-aupairs www.deandra-aupairs.com dan baca website Imigrasi dan Naturalisasi Belanda www.ind.nl. Silahkan follow juga instagram: deandra_aupairs.
Jika kalian tertarik silahkan isi form yang terdapat pada website deandra-aupairs atau kontak sarie@deandra-aupairs.com untuk mendapatkan form aplikasinya. Submit form aplikasi beserta 3 foto bersama anak2, dear family letter dan motivation letter paling lambat akhir bulan Januari 2016. Bagi yang lolos untuk keberangkatan bulan Mei akan ada training untuk mempersiapkan keberangkatan.
Monday, November 23, 2015
Deandra Au Pairs
Ho ho ho... apa sih Deandra Au Pairs ini? Ini bayi saya (bukan dalam arti yang sebenarnya). Dari dua tahunan abis saya pulang dari Belanda, saya diajakin host dad saya (yang sekarang teman saya he he) buat bikin au pair agency. Lama banget kami nyiapain au pair agency ini. Host dad saya ngurusin perijinan di Belanda, sedangkan saya bertugas nyiapin blog dan materi training untuk para au pair. Tapiiiiii... sayanya mualesss buangettttt... sampe akhirnya nggak kelar-kelar deh blognya. Sampe akhirnya host dad saya mengambil alih pembuatannya di tahun ke tiga persiapan au pair agency ini. So sorryyy... Di tangan host dad saya, website yang tiga tahun nggak kelar2 dan materi training yang nggak jadi2 selesai dalam hitungan bulan. Huebatttt banget etos kerjanya orang Belanda ini. Saya yang tadinya ogah2an langsung jadi rajin. Saya harus ngikutin etos kerjanya host dad saya juga. Saya harus tau diri. Akhirnya jasdi deh blognya www.deandra-aupairs.com
Pada akhirnya kami nggak dapat ijin untuk jadi au pair agency terdaftar di Belanda. Sedih..., nggak juga sih, cuma host dad saya udah bayar ribuan euro cuma buat masukin ijin jadi agency. Kalo nggak diapprove ya udah ilang aja tu duit. So sad. Tapi terus kami (dia deng) pedekate sama agency-agency di Belanda untuk kerja sama dengan mereka. Host dad saya yang oke banget ilmu salenya (secara makanan dia sehari-hari) berhasil meyakinkan salah satu agency untuk kerja sama dengan kami. Setelah beberapa lama ngomongin draft kontraknya jadilah kami sekarang salah satu pertner agency di Belanda iyeee... Tugas kami, saya terutama, adalah mencari kandidat au pair untuk para host family di Belanda. Dan saya bertugas untuk mempersiapkan mereka supaya para au pair ini nanti akan siap tinggal di Belanda dengan segala budayanya dan siap dengan segala tanggung jawab sebagai au pair.
Saya happy bisa ngelakuin ini. Walaupun capek saya happy bisa ketemu dengan banyak anak2 muda yang punya impian sama kayak saya dulu waktu mau au pair. Tapi susahnya saya juga harus screening anak-anak ini. Saya harus tau motivasi mereka mau au pair. Apakah betul2 pengen belajar budaya, belajar bahasa, pengen dapat pengalaman baru, dapat sahabat baru atau hanya sekedar pengen jalan2 ke luar negeri, dapat pacar bule, atau cuma untuk dapet tiket keluar negeri dan nggak pengen pulang ke Indonesia lagi. Tapi banyak banget cerita seru yang saya dapet dari usaha dan kesibukan baru saya ini. Siapa yang nyangka dari yang cuma au pair setaun, saya bisa punya sahabat dan sodara baru, bahkan sekarang punya usaha baru.