MY RESIGNATION LETTER

September 17, 2009

Tarik nafas… keluarkan… tarik nafas… keluarkan… exhale… inhale… saya sedang menenangkan hati dan pikiran ni. Tarik nafas… keluarkan… Hmmffhhhh… Fiuhhhhhh….
Saya lagi kesel. Hari ini saya ditelphone sama HR Jakarta “Mbak ini di Jakarta ada titipan dari agent, diambil dong sekarang”. Saya kan emang suka nitip dokumen disana jadi saya jawab “Oh iya mbak tar pak messenger kesana kok nanti biar diambil”. Trus si mbak HR berkata “Mbak tar lagi jangan begini lagi dong”. Weits… begini lagi, apa tu maksudnya. Apakah saya sudah berbuat sesuatu kepadanya?! Hmm sepertinya tidak “Apa tu mbak maksudnya?” “Iya saya nggak mau ah mbak dititip-titipin dokumen gini. Apalagi ini dokumen asli, ada paspornya lagi”. Tanduk saya dah mulai nongol ni sedikit “Lha mbak agentnya nggak mau nganter dokumennya ke Karawaci, kejauhan. Trus tar saya nitip ke siapa dong?” kata saya dengan nada membujuk. ”Kok agentnya nggak mau ambil sih, kan itu udah tugas mereka. Pokoknya saya nggak mau lagi ah dititipin gini. Kemaren aja dokumennya bu istri bos dititipin kesini. Nyari paspor, nanyain kesini. Saya nggak mau ah mbak disalahin kalo ilang”.

Tanduk dah keluar semua ni. Sabar… sabar… tarik nafas… masukkan… tarik nafas… masukkan… “Yah mbak agentnya jauh kantornya, jadi ngak bisa anter ke Karawaci. Perusahaan yang mereka urus di Karawaci cuma tempat kita aja. Dari awal memang perjanjiannya cuma dianter sampai Jakarta aja. Mana tau kalo kantor mau pindah”. Wah hebat saya bisa menjelaskan dengan lemah lembut tanpa nada tinggi. Perjuangan yang sungguh luar biasa. “Aduh tapi saya nggak mau ah mbak. Jangan ke saya lagi deh. Saya kan nggak sering ditempat”.

Grrrrrrrr… oke Sri tahan… tenangkan dirimu… “Lha mbak kalau dirimu nggak mau saya titipin. Mbak PA juga nggak mau dititipin, nanti saya titip ke siapa dong?! Dulu kan saya selalu titip ke mbak PA yang lama. Sekarang kan dia udah nggak ada?” Yeng puyeng saya puyeng, mau dikemanain tu dokumen. Yah berhubung pikiran saya lebih cerdas jadi “Ya udah tar lagi nggak saya titipin disana lagi mbak. Nanti dokumennya ada yang ambil” Puasssss….??!!

(Angkat telephone dengan emosi) “Mbak Receptionist telephonin pak Messenger ya. Kasih tau buat ambil dokuemn di Mbak HRD Jakarta sekarang juga. Ambil semua dokumen jangan ada yang ketinggalan. Bilangin jangan sape nggak diambil!” Duh kenapa pada hari pertama saya menerapkan teori the Secret jagi gagal begini ya.

Trus bapak ganteng 2 telephone “mbak Sri SSPnya udah dikirim ke legal pusat belom?” SSP? Oh ya “Sudah pak, tadi saya titipin ke OB minta dianter kesana”. Pak Ganteng menjawab “Tapi kok pak Semir Sepatu bilang belum ada ya. Dia belum terima”. Waduh ngelayap kemana tu dokumen?! “tadi si OB bilang dititipin Satpam depan pak” jawab saya. “Oh ya udah kalau gitu”.

Tidak beberapa lama kemudian.

Tulittttt… tulitttt… tuliiitttt….

Siapa sih ganggu aja. Oh pak Ganteng 2 lagi. Mau apa ni sekarang ”Ya pak?”. “Sri pak Semir kan bilang katanya belum terima. Catet no telephonnya ya, nanti kamu telphone kasih tau kalo dah dikirim”. Wadezziggggg…
Oh Tuhan apakah cuma sekedar urusan nelphone begini aja mesti saya juga. Dia kan lebih kenal bukan. Akhirnya setelah saya telephone “Udah pak udah saya telephone”. “Oh ya udah. Sri kan PPHnya mesti dilaporin ni hari ini. Tadi saya dah telephone sekretarisnya pak Direktur katanya besok si bapaknya udah cuti. Kalau mau minta tanda tangan mesti hari ini. Jadi tolong ya gimana caranya mesti ditanda tangan hari ini”. Bagoooosss gue lagi ni maksudnya “Tapi kan nggak ada messenger sama driver pak”. “Iya terserah gimana caranya, tapi hari ini harus ditandatangan” katanya dengan kalem. Hihhhhhhh… pengen rasanya saya ngejedot-edotin kepala saya ke meja. Meja aja, yang nggak gitu keras. “Ya pak”

Akhirnya saya minta voucher taksi buat ke kantor pusat, trus minta receptionist buat pesenin taksi “Bu nggak ada taksi bu, kosong” We lha kosong, kok bisa. Ada apakah gerangan. O iya hari ini kan udah mau libur lebaran, pasti pada sibuk belanja. Telphone tempat lain nggak ada, tempat lain lagi, kosong lagi. Akhirnya… saya anterin pake motor saya sendiri.

Ayo ayo cari sesuatu yang menenangkan … cari sesuatu yang menyenangkan… Saya lagi mempraktekkan teorinya the secret ni. Kalau mood saya jelek otomatis nanti akan banyak hal jelek yang datang ke saya. Jadi saya sedang berusaha untuk menyingkirkan mood jelek saya. Cara yang sekarang sedang saya pakai untuk menyingkirkan mood jelek saya adalah nyetel music yang menenagkan. Sekarang saya lagi dengerin lagunya Letoo ni. Tapi belum berhasil membuat mood baik saya kembali.

Tarik nafas… keluarkan… tarik nafas… keluarkan… tarik nafas… keluarkan…
Trus saya baca bukunya the secret, belum berhasil… Oh Noooo. Sepertinya yang ada di the Secret betul, kalau perasaan saya lagi jelek, hal-hal jelek juga akan mengikuti. Ni kepala saya langsung pusing. Perasaan saya aja sih.

Trus saya kirim email ke si Jelek, tapi nggak dibales. Saya kirim sms ke temen saya, nggak dibales juga. Trus saya kirim sms ke bapak saya, huh syukurlah dibales. Cara saya yang lain adalah, saya mau nulis surat resign saya. Ini dia suratnya:
Duh bentuknya yang bagus kayak apa si kalau bikin resignation letter? Kagak bisa browsing yak?! Bodo amat ah… Pakai bahasa Inggris apa bahasa Indonesia ya? Kita coba buat dua-duanya ya, nanti dipilih bagusan yang mana.

Attention to : Bapak Ganteng
Perihal : Resignation letter

Dengan hormat,

Bapak dengan ini saya ingin menyampaikan permohonan untuk tidak memperpanjang kontrak saya. Bukannya saya geer ni ya pak kalo kontrak saya pasti diperpanjang sama bapak, tapi siapa tau bapak mau memperpanjang kontrak saya. (Yipiiie kayaknya sih mood baik saya sudah kembali. Tarik nafas… keluarkan… Tarik nafas… keluarkan…)
Saya berterima kasih sekali pak, atas bimbingan bapak selama saya bekerja disini. Terima kasih juga karena bapak mau menerima saya bekerja di Perusahaan ini. Entah apa jadinya saya kalau dulu bapak tidak mau menerima saya. Mungkin sampai sekarang saya masih jadi pengangguran. (Yaaaa hiperbola) Nah sekarang sepertinya sudah saatnya saya melanjutkan perjalanan saya menuju ke masa depan yang lebih cerah. Bukan berarti masa depan saya disini enggak cerah lho pak. Cerah kok saya yakin, secerah bintang-bintang di langit. Tapi ya gitu deh, sepertinya dua tahun sudah cukup buat saya belajar di perusahaan ini. Saya sih tau masih banyak sekali yang harus saya pelajari disini, tapi saya sudah menetapkan hati, jiwa dan pikiran saya untuk tidak memperpanjang kontrak saya.

Kontrak saya memang baru habis tanggal 31 Oktober pak. Tapi kalau boleh saya ingin mengajukan tanggal 25 Oktober sebagai hari terakhir saya bekerja disini. Dipotong cuti ya pak. Saya sengaja nggak mau ambil cuti ni pak lebaran ini. Biar saya bisa habiskan nanti di akhir bulan, jadi kan saya masih bisa dapat gaji di akhir bulan. Yipiii senang…

Jadi gitu ya pak surat resign saya. Mohon maaf jika selama ini saya sering berbuat salah. Bikin kontrak aja saya salah sampai berkali-kali, tapi bapak nggak pernah marah. Salutttt… Saya beruntung pak punya atasan kayak bapak yang nggak pernah marah. Malah kadang saya yang marah-marah, abis bapak juga sih… suka riweh deh kalau disuruh apa-apa sama big boss. Semua-semua diturutin, kan saya sebel. Kenapa sih nggak dipilih-dipilah, halah…
Demikian pak saya sampaikan permohonan saya ini, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Salam,

Sri Tuminjem

Trus ni dia versi yang bahasa Inggris.

Attention to : Bapak Ganteng
Subject : Resignation Letter

Dear Bapak,

Herewith I would like to inform you that I will not extend my contract. It’s not because of my big head (memang ada ya baghasa Inggris big head? Geer maksudnya gede raysa halah… rasa. You know what I mean?) that you gonna extend my contract, but in case you will extend it so please don’t because I won’t (heee.. berima nggak sih, don’t, won’t). I know that you already so kind to me by giving me this job and teach me everything here. But I just think that it’s time for me to go so please let me go. Hiks hiks…

My end of contract is on October 31, but I kindly request to have October 25 as my last day. Hopefully you don’t mind with my request pak. Oh ya and I want to request for my annual leave. Since I still have 6 leave days, my last day is on October 16 (Hiyeeeee…).

Thank you for your kindess.

Regards,

Sri Tumini

Udah ah bikin draft yang beneran. Kayaknya saya lagi punya hobi baru ni. Yaitu nulis surat resign kalau lagi kesel. He he he sedap banget dah…

September 23, 2009

Dear Bapak,

Bapak considering my contract that will be end on October 31, 2009, I kindly request you not to extend my contract. I really thank for the oppurtubity that you gave, so I can learn many things during two years working in this Company especially in Human Resources Department. I understand that there are many things that I have not learnt yet, but there are bunch of dreams that wait to be reached. So I think this is the time for me to look for another experience and to complete my goals.
I apologize for any mistake that I make. I am fortunate that at the first professional work I can get very kind supervisors who let me learn and make mistakes. I believe bad and good experiences that I have got during these two years will benefit me to face the other experiences and I am thanking for that.
Therefore, let me start my next single step of my life, then with another step; continue with a huge step until I can run. I believe you will understand. I try to finish my duties for the rest of the month, and hand over the next duties of mine to bu Dewi and Mbak Nova.

Thank you for your bunch understanding and kindness.

Regards,

Sri Tumini

Popular Posts