Bring Me Abroad, Babe...

Tadi malem saya lihat acaranya Oprah. Disitu Oprah sedang ngebahas masalah perkawinan di berbagai negara. Ada yang dari Denmark, Mesir, Ukraina, dan India. Untuk negara Denmark yang dibahas di situ adalah para wanita muslimnya. Maaf-maaf nih kalau saya salah nangkep (maklum nontonnya sambil ngantuk-ngantuk), tapi sepenangkapan saya kebiasaan di sana jika laki-laki ingin menceraikan istrinya mereka bisa melakukannya lewat sms. Dan saat itu juga saat sms diterima istrinya sudah resmi diceraikan. Nah tapi untuk sang istri jika ingin menceraikan suaminya maka harus pergi ke pengadilan atau apalah itu untuk melalui proses perceraian. Kayaknya sih ini khasusnya sama kayak di Mesir deh. Hebat ya?

Sedangkan di India, seperti yang kita ketahui disana perkawinan dilakukan berdasaran perjodohan yang dilakukan orang tua. Setelah melihat bibit bebet bobot, dipertemuan, cocok satu sama lain, tanpa waktu lama nikah deh. Tapi yang mau saya bahas disini bukannya perkawinan orang Denmark, Mesir atau India, tapi orang Ukraina. Di Ukraina ini perkawinan adalah merupakan hal yang penting saat wanita sudah berusia 18, 19, 20tahun. Semua perempuan di usia itu bersemangat mencari jodoh. Dan impian setiap wanita di Ukraina adalah bahwa mereka dapat menikahi laki-laki yang bisa membawa mereka keluar dari Ukraina. Apa sebabnya? Karena di Ukraina semuanya serba gelap. Gloomy... negara yang sama sekali tidak menarik menurut saya. Jadi yang mereka lakukan untuk mendapatkan jodoh orang dari luar negara Ukraina adalah mereka memasang foto mereka di situs perjodohan international via internet. Booo... Fotonya kok berasa jual diri ya, seksi-seksi abiisss... Di negaranya sendiripun, wanita yang tidak mendapatkan pasangan dari luar negeri, berekspektasi akan mendapatkan suami yang dapat menghidupi mereka. Pokoe tajir lah yaw. Ya iyalah soalnya biasanya (bukan biasanya deng,pastinya) suaminya akan melarang mereka bekerja setelah menikah. Karir mereka ya cuma seputaran rumah tangga dan anak-anak. Betapa membosankannya.

Nah Oprah mewawancara salah satu perempaun yang berhasil mendapatkan suami orang berkewarganegaraan AS dan akhirnya memboyongnya ke AS. Waktu si cewek ini ditanya apa ekpektasinya saat mengikuti perjodohan ini, dia jawab karena dia pengen keluar dari Ukraina secepatnya. Syukur kalau ada laki-laki yang punya green card yang mau mambawanya ke AS dan tinggal di New York City. Kalau istilahnya Oprah sih, Laki-laki yang menikahi gadis Ukraina itu cuma sebagai tiket untuk bisa keluar dari Ukraina. Oprah tanya juga apa sekarang setelah beberapa tahun nikah dia cinta sama suaminya. Hmm... jawabannya belibet boo, meaning to say sampai sekarang pun dia ga cinta sama suaminya. Wajahnya sih memang berbinar-binar bahagia. Tapi menurut saya binar bahagianya sih karena dia udah bisa tinggal di Amerika, atau bangga dia bisa muncul di acara Oprah?! Nggak paham juga saya.

Saya jadi inget sama diri saya sendiri dan perempuan lain di Indonesia. Banyak orang termasuk saya ini yang ngebet bener pengen keluar dari Indonesia. Sepertinya kami semua punya impian dan keinginan yang sama, yaitu pengen bisa keluar negeri. Saya nggak tau apa yang salah dengan negara saya (Bohong deng, semua orang juga tau apa yang salah), sampai akhirnya banyak orang berlomba ingin bisa pergi bahkan tinggal di luar negeri. Bahkan banyak pula yang ingin punya suami orang luar. Walaupun tidak sampai mengiriman foto ke perjodohan international seperti di Ukraina. Atau saya kali yang nggak tau, he he... Kalau saya ditanya kenapa banyak yang pengen punya suami bule saya akan jawab karena rata-rata pria dari negara barat itu duitnya banyak. Dan kenapa banyak yang berlomba ingin keluar negeri? Karena dinegara barat semuanya lebih menarik dibanding di Indo. Semuanya lebih modern, kotanya terlihat bersih (kelihatannya) meskipun ternyata nggak bersih-bersih amat. Rumah-rumahnya cantik. Kelihatannya nggak ada orang miskin. Semua orang (kelihatannya) kaya raya. Semua orang yang punya pacar atau suami bule pasti well maintained. Mereka punya rumah, punya mobil, bisa beli semua baju bagus, bisa makan di restaurant mahal. Semuanya bisa mereka dapat dalam sekejap, karena suami mereka bule. Sendeso apapun muka mereka, kalau mereka jalan dengan bule pasti akan diterima dengan ramah tamah dan senang hati kalau masuk ke butik mahal atau kemanapun di negara bagian Indoneisa yang diperuntukkan untuk para orang kaya. Makanya saya nggak heran di Puncak banyak yang kawin kontrak dan di pantura banyak yang jadi TKI.

Saya jadi berpikir, kalau saya nggak inget bahwa menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang kita mau itu nggak baik, pasti saya juga ikut-ikutan begitu. Ikut-ikutan masang foto saya di perjodohan international biar bisa punya suami bule. Tapi jelas saya nggak bakalan malu-maluin diri sendiri majang foto saya dengan pose-pose seksi. Ya iyalah badan kerempeng kayak papan penggilesan begini tar malah diketawain bebek lagi. Untungnya teman-teman saya yang dapat pacar atau suami bule dapat orang-orang yang baik, dan yang betul-betul mereka sayang dan sayang ke mereka tanpa menuntut imbalan dalam bentuk apapun. Tapi ini beda kasus, kalau teman-teman saya dapat pacar bule memang setelah mereka ke luar. Lha ya disini adanya orang bule semua.

Tapi apa iya semua orang yang bisa ke negara barat, kerja di negara barat dan punya suami di negara barat, punya kehidupan yang menyenangkan, punya uang banyak dan sama sekali nggak punya masalah? Nggak selalu juga kan. Pada nggak tau aja.

Popular Posts